Satelit nano pertama Indonesia, Surya Satellite-1 atau SS-1, telah berhasil mencapai orbit dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan akan menyelesaikan misinya.
Keberhasilan SS-1 yang pengembangannya didukung penuh oleh PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) akan mengukir sejarah bagi industri satelit nasional.
Satelit Nano Pertama Indonesia Berhasil Terbang, Untuk Apa?
Pasalnya, SS-1 merupakan satelit nano pertama buatan anak muda Indonesia di Tanah Air yang berhasil terbang ke orbit.
Sisa waktu -9:51
Unibots.in
Baca juga:
Satelit NASA akan jatuh ke bumi setelah 38 tahun beroperasi
Keberhasilan satelit SS-1 Nanno bertujuan untuk meningkatkan pengembangan dan penggunaan satelit komunikasi di Indonesia.
Potensi ini karena SS-1 dapat diakses secara umum untuk kepentingan nonkomersial dan pengembangan ilmu antariksa yang lebih luas.
Ketua Pelaksana PSN Adi Rahman Adiwoso mengatakan, keberhasilan SS-1
bisa menjadi titik balik perkembangan industri satelit nasional.
Baca juga:
Menurut Apple, chipset Qualcom ini memungkinkan ponsel berkomunikasi dua arah melalui satelit
Harapannya, Indonesia dapat lebih mengurangi ketergantungan pengembangan teknologi satelit dengan negara lain.
“Kami mendukung penuh pengembangan satelit nano SS-1 karena dapat menjadi pilot project untuk mendorong kemandirian industri satelit nasional guna meningkatkan infrastruktur strategis berbasis satelit yang lebih canggih dan efisien di Indonesia,” ujarnya di Jakarta, Minggu ( 08.01.2022) .
Tim pengembangan satelit SS-1 Nano. (BRIN)
Tim pengembangan satelit SS-1 Nano. (BRIN)
Menurutnya, PSN memiliki visi agar teknologi satelit ini semakin inklusif dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat.
Baca juga:
Satelit di Saturnus ini diduga memiliki kehidupan
Pelepasan satelit SS-1 ke orbit luar merupakan tahap akhir dari proses peluncuran satelit
yang sebelumnya diluncurkan dengan misi 26th Commercial Resupply Services (CRS-26), yang diluncurkan pada November 2022 dengan roket Falcon 9 milik SpaceX yang dilakukan di Florida , Amerika Serikat.
Satelit SS-1 akan menempati titik orbit 380-420 km dengan kemiringan 51,6 derajat.
Satelit Nano Sumber Terbuka
Satelit SS-1 dimaksudkan untuk menjadi satelit sumber terbuka dan dapat diakses publik.
Tujuannya adalah untuk mengkaji perilaku komunikasi menggunakan frekuensi yang dipancarkan oleh satelit.
Dengan dibukanya akses spektrum ini, SS-1 dapat menjadi titik pembelajaran bagi seluruh pemangku kepentingan satelit di Indonesia.
Satelit nano SS-1. (Orari)
Satelit nano SS-1. (Orari)
Yoman Prahyang, kepala tim pengembangan Setra SS-1, mengatakan keberhasilan peluncuran satelit nano ini akan memungkinkan peningkatan komunikasi pesan teks real-time melalui frekuensi radio.
Selain itu, suksesnya pembangunan satelit ini juga dapat menjadi tolak ukur bagi misi satelit Indonesia lainnya di Indonesia agar semakin banyak misi inovatif yang dapat dikembangkan oleh generasi muda Indonesia selanjutnya.
“Tujuan utama dalam pengembangan satelit SS-1 adalah penelitian dan pengembangan agar satelit tersebut dapat diakses publik secara bebas,” kata Setra.
Ia meyakini open access SS-1 merupakan bagian dari semangat kerjasama dalam mengembangkan dan memanfaatkan industri di Indonesia.
“Oleh karena itu, SS-1 tidak fokus pada kegiatan komersial dan fokus pada aspek ilmiah,” ujarnya.
Setelah satelit SS-1 berhasil memancarkan sinyal pertama, itu bukti bahwa satelit tersebut bekerja dengan normal.
SS-1 akan memasuki tahap commissioning untuk memastikan semua peralatan satelit dalam kondisi prima dan beroperasional.
Hal ini juga memastikan seluruh komponen satelit dalam kondisi optimal dan tidak ada kondisi abnormal yang dapat mengganggu operasional.
Demikian kabar terbaru mengenai keberhasilan Satelit Nano SS-1 Indonesia yang sukses terbang dan akan menjalankan tugasnya.
Baca Juga :